Besi dan Magnet

Berselancar di salah satu forum, saya menemukan thread menarik. Isinya standar sih, masalah yang sering kita hadapi sehari-hari. Tapi ada satu user yang memberikan komentar bagus. Saya kutip disini dengan catatan beberapa kata saya ganti.

Hanya orang yang belum jadi apa-apa yang akan berusaha meyakinkan dan meluluhkan hati orang lain. Sedangkan orang yang sudah jadi sesuatu tidak perlu lagi berusaha meyakinkan siapa-siapa. Ia cukup jadi dirinya sendiri yang terbaik, asalkan dia tidak merugikan orang lain, peduli setan orang lain suka atau tidak.

Saat kamu berusaha meyakinkan orang-orang akan betapa menariknya kamu, maka ketika itu kamu lemah. Karena jika kamu memang benar-benar menarik, kamu tidak perlu meyakinkan orang-orang, karena orang-orang akan tertarik kepada kamu dengan sendirinya.

Saat kamu punya karakter, kamu tidak perlu lagi peduli akan meyakinkan orang lain. Terserah apa kata orang, kamu tetap menjalani hidupmu sebaik-baiknya. Hanya saat kamu tidak punya karakter dan masih butuh pengakuan dari orang lain lah kamu akan berusaha meyakinkan orang lain.

Kalau dipikir-pikir, memang benar sih. Perumpamaannya seperti besi dan magnet. Orang yang meminta apa-apa ibarat besi yang meminta magnet mendekat. Orang yang punya karakter dan sudah jadi sesuatu ibarat magnet, tidak perlu meminta namun besi-besi akan mendekat.

Apakah besi bisa menjadi magnet? Tentu bisa, hanya tinggal diasah. Begitu juga dengan kita sebagai manusia. Asah terus kemampuan dan keahlian kita sehingga kelak kita menjadi magnet bagi orang-orang.

Selamat malam, Bulan.

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: