Puasa

Pengertian puasa secara istilah ialah menahan diri dari makan dan minum dan segala yang membatalkan puasa, dari mulai terbit fajar hingga tenggelamnya matahari. Ini artinya, berpuasa adalah usaha menahan diri dari perilaku konsumtif yang dilambangkan oleh perut dan tenggorokan. Puasa adalah pengendalian diri sikap hedonistis dan berlebihan, yang tersimbol dari keinginan nafsu yang tidak bermuara. Rasulullah SAW bersabda, “Jangan matikan hatimu dengan banyak mengonsumsi makanan dan minuman, karena hati akan mati seperti tanaman yang mati karena kebanyakan air siraman.”

Dasar diwajibkan puasa Ramadhan terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 183, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajubkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Puasa di bulan Ramadhan dapat diibaratkan sekolah khusus yang ajara barunya selalu dibuka setiap tahun. Tujuannya setara dengan pendidikan praktis dalam menyerap nilai-nilai yang paling tinggi.

Barangsiapa memasukinya untuk mendapatkan karunia ilahi, kemudian berpuasa sesuai aturan yang ditetapkan, lalu melakukan ibadah tambahan sesuai syariat, maka ia akan lulus dengan menyandang gelar muttaqien. Dengan gelar tersebut, seseorang akan mendapatkan jaminan ampunan dari Allah SWT dan terbebas dari api neraka.

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan berharap pahala dari Allah SWT, niscaya Allah mengampuni dosanya yang telah lalu. Dan barang siapa yang melakukan amal ibadah tambahan (sunah) di bulan Ramadhan karena iman dan berharap pahala dari Allah SWT, maka ia akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari Muslim)

Syaikh Ahmad Musthofa Al-Maraghi dalam tafsirnya mengatakan, ada beberapa sisi puasa yang dapat mengantarkan manusia meraih gelar muttaqien. Yaitu:

Yaitu:

  1. Puasa membiasakan seseorang takut kepada Allah SWT, karena orang yang sedang berpuasa tidak ada yang mengontrol dan melihat kecuali Allah SWT.
  2. Puasa mampu menghancurkan tajamnya syahwat dan mengendalikan nafsu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Wahai para pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Sesungguhny nikah itu dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang tidak mampu, hendaklah berpuasa, karena puasa sesunguhnya bisa mengendalikan syahwat.
  3. Puasa membiasakan seseorang berkasih sayang. Membiasakan untuk selalu berkurban dan bersedekah. Di saat ia melihat orang lain serbakekurangan, tersentuhlah hatinya untuk berbagi kepadanya.
  4. Puasa membiasakan keteraturan hidup, yaitu orang yang berpuasa akan berbuka pada waktu yang sama, dan tidak ada yang lebih dulu karena kehormatan atau jabatan, misalnya.
  5. Adanya persamaan antara yang miskin dan yang kaya, antara penguasa dan biasa, tidak ada perbedaan dalam melaksanakan kewajiban agama.
  6. Puasa dapat menghancurkan sisa-sisa makanan yang mengendap dalam tubuh, utamanya pada orang yang mempunyai kebiasaan makan dan sedikit kegiatan.
  7. Puasa dapat membersihkan jiwa, karena puasa hakikatnya memutus dominasi syahwat. Syahwat bisa kuat dengan makan dan minum, dan setan selalu datang melalui pintu-pintu syahwat. Dengan berpuasa, syahwat dipersempit geraknya.
  8. Puasa membentuk manusia baru, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berpuasa dengan niat mencari pahala dari Allah SWT, maka ia keluar dari bulan Ramadhan sebagaimana bayi baru lahir.”

Puasa merupakan salah satu latihan terbaik untuk memebentuk pribadi muslim yang bertakwa. Orang yang berpuasa ibarat kepompong. Dalam diamnya, dia berzikir yang akan membentuk dirinya menjadi kupu-kupu yang indah. Orang yang berpuasa dianjurkan memperbanyak berzikir dan salah satu dzikir yang terbaik saat berpuasa adalah Subhanallah.

Salah satu hal yang terpenting untuk menyambut Ramadhan adalah dengan kebersihan hati yaitu dengan cara meminta maaf kepada orang-orang terdekat, terutama orang tua, saudara, teman atau kerabat, atasan maupun bawahan. Karena orang yang berpuasa tetapi masih ada rasa iri dengki dalam hatinya, dapat mengurangi pahala puasanya. Selain itu ada 5 hal yang dapat menghilangkan nilai-nilai puasa: dusta, riba, adu domba, sumpah palsu, dan memandang dengan syahwat.

Pada bulan Ramdhan semua Muslim yang menginginkan derajat takwanya, “dilaparkan” oleh Allah SWT. Dan hikmahnya ialah ada efek sosial yang tinggi. Yaitu:

  1. Makan pahi (sahur) dan makan sore (buka puasa) bersama keluarga atau teman, dimana pada bulan-bulan biasa sulit untuk dilakukan.
  2. Saat shalat terawih sebenarnya kita dipertemukan dengan tetangga-tetangga kita, dimana mungkin pada hari-hari biasa kita sibuk dengan urusan masing-masing dan jarang berinteraksi dengan tetangga-tetangga.
  3. Di kantor, saat kita shalat Dzuhur berjamaah, biasanya pada jam tersebut kita sibuk cari makan siang tapi pada bulan Ramadhan kita dapat bersilaturahmi.

Juga secara sengaja, melalui ibadah puasa Allah SWT melaparkan jasmani kita, tapi rohani kita dikenyangkan. Pada bulan biasa, jasmani seseorang lebih dominan dibandingkan rohaninya , maka sifat-sifat hewan-lah yang muncul pada dirinya. Sedangkan jika rohaninya yang lebih dominan, maka sifat malaikat-lah yang muncul pada dirinya.

Puasa juga bisa menyembuhkan seseorang dari penyakitnya. Penyakit mag diakibatkan oleh asam lambung, saat berpuasa orang yang mag menginstruksikan tubuhnya untuk menahan lapar. Akhirnya, karena tidak makan, tidak ada asam lambung yang keluar. Puasa dianjurkan kepada orang yang memiliki penyakit jiwa, seperti stres, kecemasan, depresi, bahkan schizrophenia.

Sumber: Harian Republika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.