Inside a Book: How To Win Friends & Influence People In The Digital Age #part1

mtf_lPwNU_236.jpg[1] Berawal dari bingung mau beli buku apa. Akhir-akhir ini (yaa.. sekitar 11 bulan belakangan) saya mengharuskan diri sendiri untuk membaca buku. Ada yang bilang buku itu jendela dunia. Itu benar, tapi internet juga sekarang menjadi jendela dunia. Namun bedanya, buku itu membahas sesuatu lebih dalam dan detail, tidak seperti internet. Lagipula buku adalah buku, beda rasanya ketika baca ebook. Buku fisik itu bisa mengundang memory, karena tangan kita menyentuh kertas, membukanya halaman demi halaman. Hal tersebut yang belum ada pada ebook.

Alasan utama saya memaksakan diri untuk membaca buku adalah karena ingin sukses. Jadi apakah ‘baca buku = sukses’ ? Bukan begitu. Dari beberapa buku biografi orang-orang hebat yang saya baca, entah itu ilmuwa, pengusaha, pemimpin, dll, ada satu hal unik yang saya temukan: mereka sama-sama suka membaca. Well, seengganya semoga saya bisa menjadi seperti mereka.

Setelah melihat beberapa buku yang ingin saya beli, akhirnya saya memutuskan membeli sebuah buku terjemahan yang berjudul How To Win Friends & Influence People In The Digital Age karangan Dale Carnegie & Associates. Sebelumnya ada calon buku lain yang ingin saya beli seperti WOW Sales, WOW Marketing, dan buku karangan Prof. Rhenald Kasali (saya lupa judulnya hehe). Namun entah kenapa pada akhir perjalanan di toko buku, saya malah membeli buku ini. Mungkin saya termotivasi untuk memiliki skill interpesonal lebih baik. Buku ini keluar pertama kali sekitar tahun 60an. Namun karena sudah lama sekali, buku ini disesuaikan dengan zaman sekarang tapi tetap prinsip dasar Dale Carnegie masih berlaku. Dan makanya kenapa pengarangnya ada embel-embel “Associates”.

Awal membaca buku ini pusing sekali. Selain karena terjemahan, bahasanya juga berat. Buku ini bukan tipe buku untuk dibaca cepat, melainkan dibaca santai dan dipahami isinya. Seperti biasa, bab pertama kemudian bab kedua dilalui sangat berat, karena masih beradaptasi dengan gaya penulisannya. Namun bab selanjutnya alhamdulillah lebih mudah dipahami (mungkin karena sudah terbiasa). Buku ini bagus sekali, di dalamnya terdapat contoh-contoh, kutipan, dan sikap dari orang-orang hebat di dunia dalam menanggapi suatu hal atau permasalahan.

Program Inside a Book ini berisi bagian-bagian penting dari buku yang saya baca. Bisa jadi dari quote yang ada di buku, atau kesimpulan saya sendiri pada saat membaca. Untuk buku ini saya bagi menjadi 4 bagian, sesuai bagian di buku. Pada bagian pertama ini terdiri dari 3 bab. Berikut beberapa hal yang dapat saya kumpulkan dari bagian pertama:

  • Manusia bukanlah sesuatu yang harus dibentuk. Setiap manusia memiliki potensi kebaikan. Pemimpin sejati membuka, menguatkan, dan membantu orang lain meraih potensinya.
  • Kadang manusia tidak tahu akan potensi kebaikan yang dimilikinya. Tugas kita adalah memberitahunya.
  • Saat kita dikecewakan orang lain, saat itu pula lah momen yang langka timbul. Alangkah baiknya digunakan untuk memberi kesan yang baik. Karena momen tersebut sangat mendalam.
  • Menjadi orang yang berpengaruh adalah tentang membuat diri anda berbeda, melangkah ke sebuah tempat yang lebih tinggi di benak dan hati orang lain.
  • Tanpa rasa saling menghormati, tidak ada hubungan bisnis yang bertahan, entah itu dengan para bawahan atau para pelanggan dan rekan-rekan. Dan seperti yang saya pelajari sendiri, menunjukan kepada para bawahan bahwa anda menghormati mereka dapat memecahkan konflik yang sengit sekalipun. –Ed Fuller, President & Managing Director Marriott International
  • Untuk memengaruhi orang lain agar bertindak, pertama-tama kau harus berhubungan dengan keinginan inti yang mereka rasakan.
  • Pengaruh membutuhkan lebih banyak intuisi dibandingkan intelektualitas.
  • Jika orang tersebut tidak memiliki hubungan yang mendalam dengan orang-orang, dia tidak akan memiliki pengaruh yang besar kepada mereka. –Guy Kawasaki
  • Apa yang penting, tidak terlihat oleh mata. –Antonie De Saint Exvpery
  • Dalam mendapatkan pengaruh orang lain atau agar dapat mempengaruhi orang lain, bukan tentang apa yang saya inginkan, tapi apa yang mereka inginkan.
  • Pengaruh membutuhkan tangan yang lembut. Semakin keras memaksakan, semakin jauh dari keberhasilan.
  • Lembut dalam sikap, kuat dalam tindakan. –Dwight Eisenhower
  • Tindakan muncul dari apa yang benar-benar kita inginkan. Dan saran terbaik yang dapat diberikan kepada orang-orang yang ingin meyakinkan orang lain, entah itu dalam bisnis, rumah, sekolah, atau politik adalah: Pertama-tama, bangkitkan sebuah keinginan yang membara di dalam diri orang lain. Mereka yang bisa melakukannya, memiliki dunia dalam genggamannya. Dia yang tidak bisa melakukannya, berjalan di jalan yang sepi. –Harry Overstreet
  • Usaha interpersonal yang berhasil adalah  usaha yang dilakukan oleh mereka yang berhenti mendikte dan mulai mencari tahu apa yang diinginkan oleh pihak lain.
  • Tabel Duncan
    Do Don’t
    Dialog Monolog
    Perhatian Angkuh
    Autentik Palsu
    Transparan Manipulatif
    Percaya Diri Merongrong
    Tertarik untuk memenuhi kebutuhan Tertarik untuk menghasilkan uang
    Membangun kepercayaan Membangun ketegangan
  • Kebanyakan individu dan organisasi menginvestasikan lebih banyak sumber daya dalam berkampanye, bukannya menjalin hubungan.
  • Perubahan sejati lahir dari sentuhan interpersonal yang mengenai bagian terdalam dari diri seseorang.
  • Tujuan utama dari komunikasi bukanlah berkomunikasi dengan lebih banyak orang setiap harinya, bukanlah menyampaikan perspektif kita dengan seluas dan secepat mungkin, melainkan koneksi, pengaruh, kesepakatan,dan kolaborasi.

Memang kalau dibaca poin-poinnya terasa pusing dan malah ga nyambung mungkin. Tapi membaca buku seutuhnya lebih bagus dan membuat kita lebih mengerti.

Selamat Malam Rintik Hujan

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: