Ramadhan jatuh pada bulan kesembilan dari tahun Hijriyah. Menurut bahasa, ramadhan berarti amat panas. Nama ini diberikan oleh orang-orang Arab pada bulan yang kesembilan karena pada bulan tersebut padang pasir sangat panas oleh terik matahari. Hal ini sesuai dengan kebiasaan bangsa Arab zaman dahulu dengan memindahkan suatu istilah dari bahasa asing ke bahasa mereka yang sesuai dengan keadaan yang terjadi pada masa tersebut.
Dalam Islam, bulan Ramadhan mempunyai makna yang istimewa dan kedudukan mulia karena dalam bulan ini banyak peristiwa yang amat penting. Keistimewaan dan kemuliaan itu antara lain,
- Diturunkannya Alquran (Nuzulul Quran)
- Satu-satunya nama bulan yang terdapat dalam Alquran yakni dalam surat al-Baqarah ayat 185.
- Kemenangan besar yang diperoleh Rasulullah SAW bersama kaum muslimin dalam Perang Badr al Kubra (besar) yang membangkitkan semangat juang umat Islam untuk maju.
- Adanya lailatul qadar (malam yang agung) yang memiliki nilai lebih baik dari 1.000 bulan.
- Diwajibkannya berpuasa
- Diangkatnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah SWT ketika sedang berkhalwat di Gua Hira.
- Dilimpahkannya pahala yang sangat tinggi oleh Allah SWT terhadap orang yang beribadah dan beramal saleh di bulan ini. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah yang diriwayatkan Ibn Abi ad-Dunya yang artinya, “Andaikata manusia mengetahui kebaikan-kebaikan yang ada pada bulan Ramadhan, mereka akan mencita-citakan agar bulan Ramadhan terjadi sepanjang tahun.”
- Dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka. Sabda Rasulullah SAW, “Pada bulan Ramadhan ini pintu-pintu neraka ditutup, pintu-pintu surga dibuka, dan setan-setan dibelenggu. Malkaikat berseru, “Hai pecinta kebaikan bergembiralah. Hai orang yang suka berbuat jahat, berhentilah hingga berakhirnya bulan Ramadhan.” (HR Ahmad dan an-Nasa’i)
- Menjadi kafarat terhadap dosa-dosa yang terjadi diantara waktu salat fardhu dan dari Jumat ke Jumat, berikutnya sabda Rasulullah SAW, “Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, Ramadhan ke Ramadhan adalah kafarat diantaranya selama tidak melakukan dosa-dosa besar.” (HR Muslim)
Sebagai bulan suci yang mulia dan agung, dibanding dengan bulan-bulan yang lain, bulan Ramadhan deberi nama:
- Syahr Allah (bulan Allah) karena Allah memeberikan pahala yang besar bagi orang yang melakukan kebaikan didalamnya. Ibadah puasa langsung diberi pahala oleh Allah SWT.
- Syahr ala-I (bulan yang penuh nikmat dan limpahan rahmat).
- Syahr Alquran (bulan diturunkannya Alquran) karena dibulan penuh rahmat ini, Alquran turun ke dunia dan memberikan pedoma bagi manusia. “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia serta berbagai penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang batil)”. (QS al-Baqarah : 185). - Syahr an-Najah (bulan pelepasan diri dari siksa neraka)
- Syahr al-jud (bulan kedermawanan).
Tak lupa Nabi Muhammad SAW memberikan tuntunan untuk dilaksanakan selama bulan Ramadhan: menunaikan ibadah puasa dengan penuh kesungguhan, kesabaran dan keikhlasan. Rasulullah bersabda, “Puasa adalah tameng, maka jika hari di mana kalian berpuasa, maka jangan berbuat keji dan bodoh, jika ada seseorang yang mencelanya atau mengajaknya berkelahi, hendaknya ia mengatakan, “aku sedang berpuasa.”
Dalam memuliakan Alquran, hendaknya mengikuti Rasul setiap kali bertilawah. Beliau membiarkan makna sebenarnya dari Alquran mengaliri jiwanya, membersihkan dan memurnikannya, menambah kebijaksanaan, keimanan serta rasa amannya.
Amalan lain adalah memberi makan kepada orang yang berbuka puasa (ifthar). Barang siapa yang melakukan itu, sesuai dengan sabda Nabi SAW, dia akan memperoleh pahala senilai pahala orang yang berpuasa.
Adapun tuntunan yang lainnya yakni beritikaf (berdiam diri di masjid). Rasul melakukannya setiap awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan, dan 10 hari terakhir Ramadhan. Begitu tinggi kedudukan amal ini, sehingga Rasulullah tidak pernah meninggalkannya sejak beliau di Madinah hingga wafatnya.
Sumber : Ensiklopedia Islam dan Harian Republika