Sudah hampir seharian saya utak-atik program yang diupload ke server. Dimulai tadi pagi bencana itu datang… Tiap tahun Kakek saya mengadakan acara Halal Bi Halal, tepatnya beberapa hari setelah lebaran. Yang diundang juga banyak sekali, mungkin semua keturunan dari bapaknya kakeknya kakek saya. Pusing kan? 😀 Sebenernya sudah ada buku silsilah yang dibuat oleh Bapak saya
Besi dan Magnet
Berselancar di salah satu forum, saya menemukan thread menarik. Isinya standar sih, masalah yang sering kita hadapi sehari-hari. Tapi ada satu user yang memberikan komentar bagus. Saya kutip disini dengan catatan beberapa kata saya ganti. Hanya orang yang belum jadi apa-apa yang akan berusaha meyakinkan dan meluluhkan hati orang lain. Sedangkan orang yang sudah jadi sesuatu tidak perlu
If…then…
If it’s love but it’s hurt, then for what?
If it’s not relationship but you’re happy with it, then why not?
Memposisikan Diri
Kadang tidak terasa kalau umur sudah kepala dua. Apalagi kalau teman main sama teman ngobrol itu seangkatan atau seumuran. Rasanya umur tidak berubah. Kalaupun berubah, seperti tidak ada bedanya. Gaya bahasa yang santai, tidak ada pembawaan, ceplas ceplos, bercanda, emot atau sticker seenaknya. Itulah yang terjadi ketika lawan bicara kita seumuran atau seangkatan. Karena terbiasa
Calon Sarjana Komputer Ndak Bisa Ngoding? Salah Siapa?
Setuju deh sama opin Cak Shon (y)