Hasil Semedi untuk Monitor Pilihan

Hasil Semedi untuk Monitor Pilihan

Hal ini berawal dari rusaknya laptop tua.

Setelah laptop tua itu rusak, intinya saya perlu sebuah monitor. Untuk apa? Kita lihat nanti untuk apa.

Sebenarnya sudah ada monitor di rumah, hanya saja kondisi monitor flat itu sudah tua dan rusak, juga masih memiliki rasio 1:1 4:3 alias kotak, kurang nyaman untuk ngoding.

Skip skip. Akhirnya seperti biasa googling dulu laptop yang diinginkan. Tentu saja disesuaikan dengan budget. Budget yang saya miliki yaitu sekitar 1 juta.

Setelah sekian tab dibuka, sekian website referensi dikunjungi, target pertama adalah monitor Dell E2016HV. Merk Dell sudah tidak asing lagi ditelinga Kita. Dell juga dikenal sebagai penyedia infrastruktur komputer enterprise. Jadi lumayan bisa dipercaya.

Setelah mendalami spesifikasi Dell E2016HV secara menyeluruh, ternyata panel layarnya masih tipe TN. Kurang cocok untuk kebutuhan saya, yaitu untuk ngoding. Ada 2 tipe panel lainnya: VA dan IPS. Berikut perbedaan ketiga panel tersebut berdasarkan informasi yang saya dapat dari browsing sana sini.

  1. TN. Teknologi lama. Panel tipe ini memiliki sudut pandang (viewing angle) yang kecil, efeknya warna pada layar bisa berubah drastis jika dilihat dari samping atau sudut lainnya. Kekurangan lainnya adalah kontras rasio yang kecil. Kelebihannya monitor ini memiliki response time yang sangat cepat, cocok untuk monitor gaming.
  2. VA. Teknologi panel ini terus berkembang. Memiliki kontras rasio paling tinggi diantara 2 tipe panel lainnya. Kekurangannya adalah response time yang lebih lambat dari panel IPS. Untuk sudut pandang, lebih luas dan lebih unggul dari TN, namun masih kalah dari IPS.
  3. IPS. Panel ini merupakan standar bagi smartphone. Memiliki sudut pandang paling luas, jadi dilihat dari samping atas bawah warna tidak berubah. Kontras rasio yang dibawah VA, namun diatas TN. Response time masih kalah dengan panel TN. Panel IPS memiliki akurasi warna yang sangat baik, sehingga monitor tipe ini cocok untuk kegiatan multimedia. Kekurangannya adalah harga monitor tipe ini masih relatif mahal.

Awalnya saya menghindari monitor dengan panel TN, sehingga Del E2016 terpaksa dicoret. Kemudian saya beralih ke panel IPS. Ternyata harga lebih mahal, dan juga kontras rasio masih kalah dari panel VA.

Kontras rasio itu untuk apa sih? Kontras rasio itu menandakan semakin besar nilainya semakin terlihat bedanya antara hitam dan putih. Panel TN biasanya memiliki kontras rasio 600:1, IPS memiliki rasio 1000:1, sedangkan VA bisa 3000:1. Saya butuh rasio kontras yang tinggi karena monitor ini nantinya banyak digunakan untuk ngoding/koding/programming, bukan untuk multimedia.

Dari sekian jenis dan merk monitor yang sudah saya lihat, terfilter lah beberapa kandidat berikut:

  1. Merk & Tipe | Ukuran | Panel | Resolusi | Kontras Rasio | Harga
  2. Dell E2016HV | 19,5 inch | TN | 1600 x 900 | – | 1,2 jutaan
  3. AOC I2080SW | 19,5 inch | IPS | 1440 x 900 | 1000:1 | 1 jutaan
  4. Viewsonic VA2046A | 19,5 inch | TN | 1600 x 900 | 600:1 | 1 jutaan
  5. Viewsonic VA2055SA | 19,5 inch | VA | 1920 x 1080 | 3000:1 | 1,1 jutaan

Dari hasil browsing, konon katanya, monitor buat ngoding itu normalnya 22-24 inch. Tapi apa daya, monitor 22 inch harganya sudah menyentuh 1,5 jutaan, terlalu over budget.

Untuk fitur input sengaja saya tidak sertakan, karena memang tidak terlalu penting bagi saya. Untuk monitor ukuran dibawah 20 inch, biasanya masih hanya terdiri dari VGA, belum ada HDMI apalagi Display Port.

Untuk resolusi, saya lebih prefer monitor dengan resolusi Full HD (1920 x 1080). Karena dengan layar Full HD, gambar semakin jelas terlihat, dan tulisan terlihat crispy alias renyah alias garing. FYI, Untuk monitor ukuran 22 inch keatas, rata-rata sudah Full HD. Agak susah untuk mencari monitor dengan ukuran dibawah 22 inch namun Full HD.

Dari list diatas, monitor AOC (nomor 3) sempat menggoda saya dengan panel IPS-nya. Namun resolusinya kurang OK, belum Full HD. Kalau istilah marketingnya mereka pakai HD+ untuk resolusi antara HD dan FHD (kalau HD = 1280 x 720).

Monitor dengan panel TN saya hindari, karena monitor ini nantinya bukan untuk gaming juga. Kalau saja yang AOC itu FHD, mungkin bakal saya pilih. Tapi banyak yang bilang di forum-forum kalau warna hitam/black dari panel VA itu lebih unggul dibanding IPS. Hitamnya benar-benar hitam. Cocok untuk saya yang ngoding menggunakan editor tema hitam atau background hitam.

Akhirnya saya putuskan untuk membeli Viewsonic VA2055SA di sebuah toko online. Dibantu dengan voucher, harga monitor tersebut menjadi 1 jutaan. Alhamdulillah sesuai budget 😀

*Sekarang barang masih dalam proses pengiriman. Next blog tentang unboxing dan sedikit review monitor itu.

**Spesifikasi Viewsonic VA2055SA bisa dilihat di website resminya.

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: